I sungai toto Diaries

This website is using a security service to protect itself from online attacks. The action you just performed triggered the security solution. There are several actions that could trigger this block including submitting a certain word or phrase, a SQL command or malformed patronato.

Secara umum buku ini menarik untuk membangkitkan empathy terhadap anak2 korban bencana. proveniente da sisi lain buku ini juga bisa menjadirefleksi bagi kita untuk mensyukuri akan kondisi Indonesia yang relatif cukup aman (walau ada beberapa kasus konflik kekerasan terjadi tra negara kita).

Siapapun yang masih memiliki nurani akan remuk hatinya mengikuti penuturan Totto-chan sementara ia bergerak dari satu negara ke togel deposit 5000 negara lain. Betapa mengerikannya dampak kelaparan dan perang terhadap anak-anak khususnya, dan umat manusia pada umumnya!

proveniente da Tanzania itu, intorno a sebuah klinik kecil yang kekurangan alat, Kuroyanagi menemui “sekumpulan anak yang tidak bersuara”, yang terang sudah tak bisa memanggilnya “mtoto”. Dua puluh anak dan bayi tak punya cukup tenaga untuk menangis dengan suara, juga untuk menggerakkan tangan mengusir lalat yang merangkak dan memenuhi muka mereka.

Kebanyakan mereka korban perang, tidak terurus kesehatannya, mentalnya terganggu, sebagian dari mereka meninggal akibat genosida rezim zalim, banyak yang terlahir cacat. Tapi dari sekian banyak jumlah mereka dengan kondisi menyedihkan tersebut, masih tercipta mimpi dibenak mereka. Meski mimpi tersebut hanya semisal ‘aku ingin hidup’, ‘aku ingin bisa bersekolah’, dan beberapa mimpi sederhana lainnya.

Untuk kesadaran tentang kejamnya perang, yang sebenarnya sudah saya ketahui dari dulu dan naif sekali jika baru menangisinya setelah membaca buku ini?

Sebuah buku yang bagus untuk membuka pikiran yang selalu mengeluh dan jarang bersyukur. Buku yang bercerita bahwa air penuh lumpur akan disyukuri intorno a tanah yang tandus. Buku yang bercerita bahwa bisa tertawa saja bahkan bisa menjadi suatu nikmat yang besar intorno a sebuah tempat penuh konflik.

saya menangis nato da beberapa kisah. saya malu membaca beberapa cerita, karena selalu mengeluh untuk hal yang teryata bukan apa-apa dibandingkan persoalan yang dihadapi anak-anak dalam buku ini.

Inilah salah satu buku yang “menampar” saya dengan begitu keras. Walaupun fakta yang ditulis dalam buku ini terjadi sudah 13-26 tahun yang lampau, dan saya tidak begitu tahu seberapa banyak perkembangan yang terjadi sampai dengan hari ini, tetap saja selesai membacanya saya merenung lama, memikirkan hal-hal ini;

Semoga anak-anak Indonesia bisa menikmati suasana aman dan tenteram demi masa depan yang lebih baik...amin...

Sangat mudah bagi kita untuk berkata, “nato da negara X terjadi kelaparan,” atau “che negara Y pecah perang,” tanpa mengetahui apa yang sesungguhnya dirasakan orang-orang yang mengalami langsung kejadian itu.

Kaget ketika aku membaca bahwa begitu buruknya kondisi yang diakibatkan oleh perang. Dan perasaan malu ketika aku membaca perjuangan orang-orang yang berusaha mencari air, mencari makanan, bahkan tidak memiliki baju untuk dipakai.

Tapi tidak hanya alam yang kejam terhadap anak-anak. Perang turut andil menyebabkan kehidupan anak-anak semakin sulit. Dalam secolo nato da mana anak orang kaya menghabiskan berjuta-juta sekali main nato da mall, di belahan dunia lain anak-anak hanya mampu bermain nato da tanah lapang—untuk menjadi korban ranjau.

che Angola, 1989, anak-anak yang tak bisa berlari cepat dalam pelarian diikat di pohon. Tangan atau kaki mereka dipotong dengan golok agar tak bisa membalas dendam atas kematian orang tua mereka. proveniente da Ho Chi Minh City, 1988, lima ribu anak tuna netra akibat racun yang dipakai tentara Amerika Serikat. Itu masih belum ditambah betapa kejamnya sebuah kecerdasan: pihak yang berperang menciptakan bom dalam bentuk boneka—mainan yang dalam situasi perang bagaikan hadiah Santa, teramat berharga bagi seorang anak yang rumah dan kotanya hancur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *